radicalthought.org — Bandara Internasional Incheon mengalami gangguan operasional selama tiga jam pada Rabu, 26 Juni 2024, akibat dari sejumlah balon yang diluncurkan oleh Korea Utara. Balon-balon tersebut, yang berisi sampah, menyebabkan penutupan tiga landasan pacu sementara, menurut laporan dari Reuters.
Seorang juru bicara bandara mengungkapkan bahwa salah satu balon tersebut berhasil mendarat di landasan dekat Terminal 2, memicu penutupan sementara. Ini bukan pertama kalinya balon-balon dari Korea Utara mengganggu operasi bandara, yang berlokasi sekitar 40 km dari perbatasan Korea Utara.
Perusahaan Bandara Internasional Incheon mencatat bahwa gangguan terhadap penerbangan domestik dan internasional terjadi antara pukul 01.46 dan 04.44. Meskipun gangguan terjadi pada waktu dengan aktivitas penerbangan yang relatif rendah, dampaknya tidak terelakkan.
Dari data yang dihimpun oleh FlightRadar24, selama periode gangguan, delapan penerbangan, termasuk kargo dan penumpang, harus dialihkan ke Bandara Cheongju atau Jeju. Tidak hanya itu, satu penerbangan kargo dari China Cargo yang berangkat dari Shanghai harus dialihkan ke Yantai, China. Penundaan juga terjadi pada beberapa pendaratan dan keberangkatan lainnya.
Latar belakang dari peluncuran balon oleh Korea Utara adalah sebagai bentuk balasan terhadap kampanye propaganda oleh pembelot Korea Utara dan aktivis di Korea Selatan. Aktivis-aktivis tersebut secara rutin mengirimkan balon yang mengandung makanan, obat-obatan, uang, dan selebaran yang mengkritik pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Menurut laporan Korea Selatan, materi yang dikirim oleh Korea Utara melalui balon meliputi artikel cetak dengan karakter Hello Kitty, pakaan yang sudah sangat usang, dan tanah yang mengandung jejak kotoran manusia serta parasit. Militer Korea Selatan melaporkan bahwa sekitar 100 balon telah ditemukan jatuh di wilayah Seoul dan provinsi Gyeonggi, dengan sebagian besar hanya berisi potongan kertas.
Insiden ini menandai salah satu dari banyak insiden serupa yang menegaskan ketegangan yang berkelanjutan antara kedua Korea tersebut.