Reaksi Dunia terhadap Serangan Rudal Rusia di Wilayah Sipil Ukraina

Serangan rudal Rusia yang menghantam wilayah sipil Ukraina, khususnya di kota Sumy pada 13 April 2025, memicu reaksi keras dan kecaman dari berbagai negara di dunia. Insiden ini menewaskan sedikitnya 34 orang, termasuk anak-anak, dan melukai lebih dari 100 lainnya, menimbulkan duka mendalam di tengah perayaan Minggu Palma yang seharusnya menjadi momen damai bagi warga Ukraina128.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara tegas mengutuk serangan tersebut sebagai tindakan teror yang disengaja terhadap warga sipil. Ia menyebut pelaku serangan sebagai “bajingan” dan menegaskan bahwa dunia harus memberikan reaksi keras terhadap Rusia agar perdamaian dapat tercapai.

Reaksi internasional datang dari berbagai negara, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Utusan khusus Presiden AS, Keith Kellogg, mengecam serangan tersebut sebagai tindakan yang melampaui batas kesopanan dan menuntut pertanggungjawaban Rusia atas serangan yang menargetkan warga sipil tanpa pandang bulu211. Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, juga menyatakan bahwa Presiden Rusia dan para diplomatnya bertanggung jawab atas kematian warga sipil dan pengabaian terhadap sistem internasional. Ia menegaskan bahwa Eropa tidak akan menerima tindakan semacam itu dan mendesak sanksi lebih keras terhadap Moskow6.

Sementara itu, beberapa negara Eropa lainnya menyuarakan kecaman keras dan solidaritas kepada Ukraina. Mereka menilai serangan rudal yang menghantam pusat kota Sumy, termasuk gedung universitas, perkantoran, dan bus penumpang, sebagai pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional yang melindungi warga sipil dalam konflik bersenjata811.

Reaksi Dunia terhadap Serangan Rudal Rusia

Di sisi lain, Rusia memberikan versi berbeda terkait serangan tersebut. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa serangan rudal mereka menargetkan pertemuan komandan militer Ukraina dan NATO di wilayah Sumy, yang menurut mereka merupakan sasaran militer yang sah. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menuduh Ukraina menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dengan menempatkan fasilitas militer di dekat area sipil. Tuduhan ini dibantah oleh pejabat Ukraina yang menilai serangan tersebut sebagai pembunuhan warga sipil yang disengaja10.

Reaksi warga Ukraina TRISULA88 yang menjadi korban dan saksi serangan juga sangat emosional.

Secara keseluruhan, serangan rudal Rusia di wilayah sipil Ukraina ini memperlihatkan eskalasi kekerasan yang mengorbankan banyak nyawa warga sipil dan menimbulkan kecaman global.

Ringkasan Reaksi Dunia terhadap Serangan Rudal Rusia di Wilayah Sipil Ukraina:

Pihak/Negara Reaksi Utama
Ukraina (Zelensky) Mengutuk keras, sebut tindakan teror, minta reaksi keras dunia, desak sanksi lebih keras
Amerika Serikat Kecam serangan, sebut tindakan melampaui batas kesopanan, dukung sanksi terhadap Rusia
Jerman Tuntut pertanggungjawaban Rusia, kritik keras, dukung sanksi ekonomi dan diplomatik
Rusia Klaim serangan target militer, tuduh Ukraina gunakan warga sipil sebagai tameng manusia
Warga Ukraina Trauma dan duka mendalam, serangannya dianggap pembunuhan warga sipil tanpa alasan militer
Mantan Presiden AS Kecam serangan, kaitkan konflik dengan kebijakan pemerintahan Biden