radicalthought – Otoritas Taliban di Afghanistan telah melakukan penyerbuan ke stasiun radio khusus perempuan yang terkenal, Radio Begum, pada hari Selasa. Dalam operasi tersebut, dua karyawan ditangkap, dan stasiun tersebut ditutup dengan alasan “pelanggaran berulang”.
Menurut pernyataan dari Radio Begum, petugas dari Direktorat Jenderal Intelijen (GDI) yang dibantu oleh perwakilan Kementerian Informasi dan Kebudayaan melakukan penyerbuan ke kompleks Radio Begum di Kabul. Selama penyerbuan, otoritas Taliban menggeledah kantor, menyita komputer, hard drive, dan telepon, serta menahan dua karyawan laki-laki yang tidak menjabat dalam posisi manajemen senior.
Kementerian Informasi dan Kebudayaan Taliban menyatakan bahwa Radio Begum ditutup karena “pelanggaran berulang” dan karena menyediakan materi dan program ke stasiun televisi yang berbasis di luar negeri. Mereka menambahkan bahwa penangguhan ini dilakukan untuk mengevaluasi dokumen terkait dan mengambil keputusan akhir.
Reporters Without Borders (RSF) menuntut agar larangan tersebut segera dicabut. Organisasi pengawas kebebasan server kamboja informasi ini menyatakan bahwa otoritas Taliban telah menutup setidaknya 12 media lokal pada tahun 2024.
Radio Begum, yang didirikan pada Hari Perempuan Internasional, 8 Maret 2021, telah menjadi platform penting bagi perempuan Afghanistan. Stasiun ini menyiarkan program pendidikan, pembacaan buku, dan konseling telepon yang dirancang khusus untuk perempuan123. Pada tahun 2024, pendiri Swiss-Afghan dari Radio Begum, Hamida Aman, juga meluncurkan stasiun televisi satelit, Begum TV, yang menyiarkan program pendidikan dari Paris untuk membantu gadis dan perempuan Afghanistan melanjutkan pendidikan mereka.
Sejak kembali berkuasa pada tahun 2021, Taliban telah memberlakukan pembatasan ketat terhadap perempuan, termasuk melarang mereka dari sekolah menengah dan universitas serta membatasi partisipasi mereka dalam kehidupan publik. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menggambarkan aturan ini sebagai “apartheid gender”.
Penutupan Radio Begum adalah tindakan terbaru dalam serangkaian tindakan terhadap media lokal di Afghanistan. Pada Desember tahun lalu, otoritas Taliban menutup stasiun televisi Arezo TV dan menahan tujuh karyawan, dengan alasan bahwa stasiun tersebut telah mengkhianati nilai-nilai Islam dan didukung oleh media luar neger.
Penutupan Radio Begum menandai langkah lain dalam upaya Taliban untuk membatasi kebebasan berbicara dan pers di Afghanistan, terutama terkait hak-hak perempuan. Advokat kebebasan pers dan hak-hak perempuan terus menuntut pembebasan staf Radio Begum dan pemulihan operasinya, mengingat pentingnya stasiun ini sebagai suara bagi perempuan Afghanistan di tengah pembatasan yang semakin ketat.